AdN

loading...

Thursday, October 19, 2017

GAMBARAN PENGETAHUAN MURID DITINJAU DARI PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MURID KELAS V SD

GAMBARAN PENGETAHUAN MURID DITINJAU DARI PENYULUHAN  KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MURID KELAS V SDN 1 WIH    PESAM DAN SDN 2 WIH PESAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER DAN MEDIA FLASH CHART TAHUN 2013

ABSTRAK

Bab VI + 6 Tabel + 5 Lampiran
     Media merupakan alat yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Pembelajaran yang tidak dihadiri oleh sebuah media akan menjadi hal yang cukup menyulitkan untuk terlaksanakannya proses pembelajaran yang efektif. Berdasarkan data awal yang telah diperoleh peneliti terhadap 10 murid  salah satunya di SDN 1 dan SDN 2 Wih Pesam Bener Meriah Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui  pengetahuan dengan penyuluhan dengan media poster dan media flashchart pada murid kelas V SDN 1 dan kelas V SDN 2 Simpang Balik Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013.
         Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 – 21 juli 2013. Populasi seluruh kelas V SDN 1 dan kelas V  SDN 2 sebanyak 64 murid, sample dibsgi menjadi dua kelompok yaitu  pada murid kelas V SDN 1 dengan menggunakan media poster berjumlah 32 murid dan  pada murid kelas V SDN 2 dengan menggunakan media flashchart  berjumlah 32 murid. sampel yang diambil adalah seluruh dari populasi, data yang didapatkan melalui Quesioner.
         Hasil penelitian setelah penyuluhan menggunakan media poster didapatkan 20 (62,5%) dengan Pengetahuan Tinggi, 7 (21,9%) Sedang, dan 5 (15,6%) Rendah dan nilai rata adalah 79. Sedangkan penyuluhan menggunakan media flashchart didapatkan 15 (46,9%) dengan Pengetahuan Tinggi, 10 (28,1%) Sedang, dan 8 (25%) Rendah dan nilai rata-rata adalah 74,8.
         Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan media poster dan flash chart pada SD Negeri 1 dan 2 Wih Pesam terdapat katagori baik. Disarankan kepada tenaga penyuluh untuk memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut  dengan menggunakan media poster dan media flashchart dan diharapkan kepada siswa agar dapt meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut.


Daftar Bacaan : 10 Buku (1996-2009), 5 internet.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesehatan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehingga terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara mempunyai Indonesia yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil. Indonesia sehat telah dicanangkan oleh departemen kesehatan  mempunyai visi yang sangat ideal yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya hidup dalam lingkungan yang sehat. Pembangunan di bidang kesehatan gigi merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan nasional, artinya didalam pembangunan keshatan gigi tidak boleh diabaikan (Depkes RI,2009).
            Pendidikan kesehatan gigi adalah semua aktivitas yang mempengaruhi orang-orang sedemikian rupa dengan cara memberikan pengertian tentang bagaimana memelihara kesehatan gigi dan mulut untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu usaha untuk mengurangi penyakit gigi dan mulut yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut (Herijulianti, 2002). Pembinaan kesehatan gigi dan mulut terutama pada kelompok anak sekolah perlu mendapatkan perhatian khusus sebab pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti (Kawuryan, 2008).
            Penyuluhan kesehatan adalah bagian dari pendidikan kesehatan gigi. Penyuluhan merupakan suatu usaha menyebarluaskan hal-hal yang baru agar masyarakat mau tertarik dan berminat untuk melaksanakannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Penyuluhan juga merupakan suatu kegiatan mendidik sesuatu kepada masyarakat, memberi pengetahuan, informasi-informasi, dan kemampuan-kemampuan baru, agar dapat membentuk sikap dan berperilaku hidup semestinya. Pada hakekatnya penyuluhan merupakan suatu kegiatan nonformal dalam rangka mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik seperti yang dicita-citakan (Notoatmodjo 2005).
            Semakin banyak menggunakan pengindraan dalam belajar maka akan semakin baik, panca indra yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke otak adalah mata (kurang lebih sampai 87%), sedangkan 13% pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan melalui indra lainnya (Depkes RI 2008).
                Media merupakan alat yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Pembelajaran yang tidak dihadiri oleh sebuah media akan menjadi hal yang cukup menyulitkan untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif (Admin,2007). Perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu tekhnologi semakin mendorong hasil upaya-upaya pembahasan dalam memanfaatkan hasil-hasil tekhnologi dalam proses belajar mengajar (Ihsan,2006).
             Untuk memaksimalkan pemanfaatan indra sasaran diperlukan alat bantu penyuluhan yang di tentukan oleh tujuan penyuluhan karena setiap alat bantu memiliki intesitas yang berbeda-beda (Notoatmodjo,2005). Salah satu media yang digunakan berupa Media Poster. Media Poster adalah gambar atau foto merupakan media yang dipakai untuk berbagai macam kegiatan belajar, Kelebihannya gambar mudah diperoleh, mudah menggunakannya dan tidak memerlukan alat tambahan. Kelemahannya hanya dapat mengandalkan indra mata dan tidak dapat memberikan informasi yang mendalam. (Suranto,2005)
            Media flash chart juga salah satu media yang digunakan untuk penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Flash Chart adalah sebuah alat peraga yang terbuat dari karton merupakan suatu rangkaian cerita yang tersusun dan mempunyai ukuran normal 25 x 30 cm. Kelebihannya bisa disimpan dengan mudah, tidak membutuhkan tempat khusus,  mudah dibawa kemana-mana, pokok pembicaraan mudah diingat karena disajikan dalam bentuk cerita gambar dan memiliki keterangan yang jelas pada belakang gambar.(Suranto,2005)
            Hasil survey data awal yang telah diperoleh peneliti terhadap 10 murid diSD Negeri 1 dan SD Negeri 2 Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 diperoleh tingkat kesehatan gigi dan mulut yang berbeda-beda. Untuk katagori pengetahuan murid SD Negeri 1 hanya 3 murid yang mempunyai pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dan 7 murid yang tidak mempunyai pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Serta katagori pengetahuan murid SD Negeri 2 hanya 2 murid yang mempunyai pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dan 8 murid yang tidak mempunyai pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.
1.2 Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Murid ditinjau dari Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Murid kelas V SDN 1 Wih Pesam dan SDN 2 Wih Pesam dengan Menggunakan Media Poster dan Flash Chart” .
1.3 Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Murid ditinjau dari Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Murid kelas V SDN 1 Wih Pesam dan SDN 2 Wih Pesam dengan Menggunakan Media Poster dan Flash Chart .
2.      Tujuan Khusus
a.   Untuk mengetahui gambaran pengetahuan murid kelas V SD Negeri 1 dengan menggunakan media poster.
b.   Untuk mengetahui gambaran pengetahuan murid kelas V SD Negeri 2 dengan menggunakan media flash chart.
1.4 Manfaat Penelitian 
1.4.1 Manfaat Untuk Peneliti
            Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Gambaran Pengetahuan Murid ditinjau dari Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Murid kelas V SDN 1 Wih Pesam dan SDN 2 Wih Pesam dengan Menggunakan Media Poster dan Flash Chart
1.4.2 Bagi Lokasi Penelitian
Dapat memberikan informasi tentang penggunaan media poster dan flashcart kepada pihak sekolah di SD Negeri 1 dan SD Negeri 2 Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah.

1.4.3 Bagi  Akademik
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai bahan bacaan dan dapat menambah pembendaraan perpustakaan Jurusan Keperawatan Gigi Banda Aceh.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyuluhan Kesehatan
Salah satu kegiatan promosi kesehatan adalah pemberian informasi atau pesan kesehatan berupa kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku sehat. Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat (Notoatmodjo, Soekidjo 2005).
Penyuluhan merupakan suatu usaha menyebarluaskan hal-hal yang baru agar masyarakat mau tertarik dan berminat untuk melaksanakannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Penyuluhan juga merupakan suatu kegiatan mendidikkan sesuatu kepada masyarakat, memberi pengetahuan, informasi-informasi, dan kemampuan- kemampuan baru, agar dapat membentuk sikap dan berperilaku hidup menurut apa yang seharusnya. Pada hakekatnya penyuluhan merupakan suatu kegiatan nonformal dalam rangka mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik seperti yang dicita-citakan (Notoatmodjo, Soekidjo 2005).
2.1.1 Batasan Penyuluhan Kesehatan          
            Konsep penyuluhan kesehatan seringkali cenderung disama-artikan dengan konsep Promosi Kesehatan dan pendidikan kesehatan, walaupun hakekatnya ketiga istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Promosi Kesehatan lebih identik dengan lingkup program kesehatan yang cakupannya lebih luas dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat atau individu, melalui upaya pemberdayaan masyarakat/individu sehingga mampu mengontrol dan memperbaiki aspek-aspek kehidupan mereka yang mempengaruhi kesehatan (Maulana, Heri 2009).
            Promosi Kesehatan melingkupi aspek pendidikan kesehatan termasuk juga penyuluhan kesehatan. Sedangkan istilah pendidikan kesehatan merupakan aplikasi konsep pendidikan dalam bidang kesehatan, sehingga pendefinisiannya pun memisahkan konsep pendidikan dan pendidikan kesehatan. Banyak definisi tentang pendidikan secara umum, salah satunya dikemukakan oleh Notoatmodjo bahwa pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidik yang meliputi unsur input (sasaran pendidikan), proses dan output (hasil) (Notoatmodjo, Soekidjo 2003). Sedangkan pendidikan kesehatan menurut Wood adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap dan pengetahuan terkait dengan kesehatan individu masyarakat dan bangsa (Notoatmodjo, Soekidjo 2005).
   Penyuluhan kesehatan merupakan bagian dari kegiatan Promosi Kesehatan dan pendidikan kesehatan. Namun penekanan konsep penyuluhan kesehatan lebih pada upaya mengubah perilaku sasaran agar berperilaku sehat utamanya pada aspek kognitif saja (pengetahuan dan pemahaman sasaran), sehingga ketika pengetahuan sasaran penyuluhan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh pelaku penyuluh kesehatan maka tugas penyuluhan selesai dan penyuluhan pun akan diulang bilamana diperlukan atau ditempatkan pada sasaran lain (Maulana, Heri 2009).
2.1.2 Tujuan Penyuluhan Kesehatan
            Tujuan penyuluhan kesehatan pada hakekatnya sama dengan tujuan pendidikan kesehatan, tujuan penyuluhan kesehatan adalah :
1.      Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
2.      Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian (Effendy. 1998).
2.1.3 Langkah-langkah Penyuluhan Kesehatan
Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah–langkah dalam penyuluhan kesehatan sebagai berikut:
1.      Mengkaji kebutuhan kesehatan sasaran
2.      Menetapkan masalah kesehatan sasaran
3.      Memprioritaskan masalah
4.      Menyusun perencanaan penyuluhan
5.      Menetapkan tujuan
6.       Penentuan sasaran utama
7.       Menyusun materi/isi penyuluhan
8.       Memilih metode yang tepat
9.       Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan
10.   Penentuan kriteria evaluasi
11.  Pelaksanaan penyuluhan
12.   Penilaian hasil penyuluhan
13.  Tindak lanjut dari hasil penyuluhan (Effendy. 1998).
2.1.4 Alat Bantu Penyuluhan
Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat atau perlengkapan yang diperlukan penyuluh guna memperlancar kegiatan penyuluhan. Alat bantu lebih sering disebut alat peraga yang merupakan alat atau benda yang dapat diamati, didengar, diraba atau dirasakan oleh indera manusia yang berfungsi sebagai alat untuk memperagakan dan atau menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh penyuluh guna membantu proses belajar mengajar, agar materi lebih mudah diterima dan dipahami oleh sasaran, yaitu sebagai berikut :
1.      Alat bantu berupa media poster. Poster merupakan media yang digunakan untuk menyampikan sutu informasi sasaran atau ide-ide tertentu sehingga dapat merangsang keinginan yang melihatnya untuk melaksanakan isi pesan,oleh karena itu poster harus memiliki daya tarik pandang yang kuat jika ingin menarik perhatian dan mempunyai pengaruh yang kuat dalam menyampaikan pesan sehingga dapat menimbulkan kesan yang tidak mudah dilupakan.


Ciri-ciri poster :
-          Berupa suatu gambaran atau lukisan yang mempunyai daya visual yang besar dan maksimal.
-          Dapat menyampaikan suatu pesan atau ide.
-          Memberikan kesan yang kuat dan menarik perhatian.
-          Menangkap penglihatan yang seksama terhadap orang lewat, dapat dibaca dalam waktu singkat.
-          Merangsang orang yang melihat untuk melaksanakan maksut poster (Suranto,2005).
2.      Alat bantu juga berupa media flashchart. Flashchart adalah sebuah media atau alat peraga yang terbuat dari karton merupakan suatu rangkaian cerita yang tersusun.
Cara Pembuatan Flash Chart:
-          Siapkan materi cerita yang akan dibuat
-          Potong karton menurut banyaknya gambar dalam cerita yang telah disiapkan
-          Salinlah gambar yang telah disiapkan kekarton yang sudah d potong-potong
-          Berilah warna dengan baik dan rapi
-          Beri nomor menurut setiap gambar sesuai cerita
-          Beri keteranagan pada belakang gambar (Suranto,2005).
2.2  Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Siswa Sekolah Dasar
Pendidikan kesehatan gigi pada anak yaitu suatu usaha yang secara emosional akan menghilangkan rasa takut, menumbuhkan rasa ingin tahu, mau mengamati, dan akhirnya secara fisik akan melakukan aktivitas sedemikian rupa sehingga baik untuk kesehatan pribadi. Maksud dan tujuan pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak pada hakekatnya adalah memperkenalkan anak dengan dunia kesehatan gigi serta segala persoalan mengenai gigi, sehingga mampu memelihara kesehatan gigi, melatih anggota badan anak sehingga mereka dapat membersihkan gigi sesuai dengan kemampuannya, dan mendapatkan kerjasama yang baik dari anak bila memerlukan perawatan pada giginya (Stoll, F. A., 1972).
Cara menyikat gigi sangat mempengaruhi tingkat kebersihan gigi, karena cara menyikat gigi yang benar dan teratur mampu mengontrol pembentukan plak gigi yang merupakan penyebab terjadinya karies gigi. Terdapat beberapa metode menyikat gigi berdasarkan cara menggerakkan sikat gigi yang dianjurkan oleh para ahli, Kemp dan Walters (2004)
2.3 Pengetahuan dan Perilaku Anak 
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indera dan sangat berbeda dengan kepercayaan (beliefs), takhyul (spersititious) dan penerangan yang keliru misinformation. Pengetahuan merupakan salah satu penentu di dalam membentuk perilaku. Semakin besar usia anak maka peran pengetahuan akan semakin terlihat. Pendidikan formal merupakan tempat utama seorang anak meningkatkan pengetahuan, para guru serta teman-teman sebaya adalah sumber informasi yang mudah diperoleh oleh anak, sehingga peran seorang guru dan teman adalah sangat besar (Budiarto,Eko.2001).
Perilaku manusia yang sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu dan lingkungannya. Faktor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku atau kebiasaan individu. Kebiasan dilakukan dalam kehidupan seseorang sehari-hari tanpa adanya perasaan terpaksa. Dari definisi diatas terlihat bahwa banyak faktor-faktor yang membentuk perilaku seseorang. Perilaku setiap orang akan berbeda dengan orang lain, namun perlu diingat bahwa perilaku dapat dibentuk sejak kecil. Lingkungan rumah terdekat yaitu orang tua, saudara kandung, dan pengasuh merupakan pembentuk tingkah laku utama pada anak (Azwar, Azrul.2003).
2.4 Peran Penyuluhan dalam Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut
Proses perubahan perilaku berjalan melalui empat tahap yaitu:
1.      Fungsi pengetahuan adalah individu sudah mulai mengenal informasi yang baru serta belajar memahami objek baru tersebut, sebagai contoh ketika dokter gigi menjelaskan kepada pasien bahwa pasien dapat menghilangkan sendiri gejala tidak sehat tertentu di dalam mulutnya, antara lain dengan pembersihan plak, karena plak adalah salah satu sebab terpenting mengapa mulutnya tidak sehat, maka seorang pasien yang tidak tahu akan menerima pengetahuan ini yang baginya merupakan ide baru.
2.      Fungsi keyakinan artinya individu telah membentuk sikap positif atau negatif terhadap informasi atau objek yang baru tersebut. Fungsi ketiga yaitu fungsi penentuan yang didalamnya individu bertindak aktif yang membawa ke suatu pemilihan perubahan yang mungkin diterima atau tidak diterima.
3.      Fungsi ketiga ini individu tersebut telah jauh mengetahui sehingga dapat mengambil keputusan untuk mencegah plak sebanyak mungkin dan menanyakannya kepada dokter gigi atau perawat gigi  bagaimana cara melakukan yang terbaik, atau mungkin juga memutuskan untuk tidak melakukan apapun karena menganggap pembersihan plak dan kesehatan mulut tidak begitu penting.
4.      Fungsi persetujuan, di sini individu sudah mau melaksanakan perilaku yang baru sesuai dengan norma-norma kesehatan. Pada tahap ini individu tersebut mencari informasi lebih lanjut untuk melengkapi apa yang telah diputuskan dengan dorongan-dorongan baru dan dapat menarik kembali keputusannya apabila misalnya menerima informasi bahwa pembersihan plak secara teliti tidak menolong (Notoatmodjo, Soekidjo.2003, Houwink 1993).
Pemakaian alat bantu dalam merubah perilaku anak merupakan hal yang sangat penting. Alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang dipakai oleh pendidik di dalam menyampaikan bahan pendidikan. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga, karena berfungsi untuk membantu memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan. Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap siswa dapaat diterima atau ditangkap melalui panca indera (Notoatmodjo, Soekidjo.2003).
Keberhasilan suatu proses pendidikan kesehatan dapat diukur melalui beberapa indikator seperti pada keberhasilan proses pendidikan pada umumnya, yaitu pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge). Pengetahuan adalah merupakan hasil 'tahu' dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Indikator kedua yaitu sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitude). Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Indikator ketiga adalah praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan (practice) ((Notoatmodjo, Soekidjo.2003).



No comments:

Post a Comment