GAMBARAN
PENGETAHUAN MURID DITINJAU DARI PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MURID KELAS V SDN 1
WIH PESAM DAN SDN 2 WIH PESAM DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA POSTER DAN MEDIA FLASH CHART TAHUN 2013
ABSTRAK
Bab VI + 6 Tabel + 5 Lampiran
Media merupakan alat yang
tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Pembelajaran yang tidak
dihadiri oleh sebuah media akan menjadi hal yang cukup menyulitkan untuk
terlaksanakannya proses pembelajaran yang efektif. Berdasarkan
data awal yang telah diperoleh peneliti terhadap 10 murid salah satunya di SDN 1 dan SDN 2 Wih Pesam
Bener Meriah Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengetahuan dengan
penyuluhan dengan media poster dan media flashchart pada murid kelas V SDN 1
dan kelas V SDN 2 Simpang Balik Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah
Tahun 2013.
Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian
ini dilakukan pada tanggal 20 – 21 juli 2013. Populasi seluruh kelas V SDN 1
dan kelas V SDN 2 sebanyak 64 murid,
sample dibsgi menjadi dua kelompok yaitu pada murid kelas V SDN 1 dengan menggunakan
media poster berjumlah 32 murid dan pada
murid kelas V SDN 2 dengan menggunakan media flashchart berjumlah 32 murid. sampel yang diambil
adalah seluruh dari populasi, data yang didapatkan melalui Quesioner.
Hasil penelitian setelah penyuluhan
menggunakan media poster didapatkan 20 (62,5%) dengan Pengetahuan Tinggi, 7
(21,9%) Sedang, dan 5 (15,6%) Rendah dan nilai rata adalah 79. Sedangkan
penyuluhan menggunakan media flashchart didapatkan 15 (46,9%) dengan
Pengetahuan Tinggi, 10 (28,1%) Sedang, dan 8 (25%) Rendah dan nilai rata-rata
adalah 74,8.
Dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan
menggunakan media poster dan flash chart pada SD Negeri 1 dan 2 Wih Pesam
terdapat katagori baik. Disarankan kepada tenaga penyuluh untuk memberikan
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan media poster dan media
flashchart dan diharapkan kepada siswa agar dapt meningkatkan pengetahuan
tentang kesehatan gigi dan mulut.
Daftar Bacaan :
10 Buku (1996-2009), 5 internet.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan
kesehatan bertujuan meningkatkan kesehatan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehingga
terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara mempunyai Indonesia yang hidup dengan
perilaku dan lingkungan sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil. Indonesia sehat telah dicanangkan
oleh departemen kesehatan mempunyai visi
yang sangat ideal yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya hidup dalam lingkungan
yang sehat. Pembangunan di bidang kesehatan gigi merupakan bagian integral dari
pembangunan kesehatan nasional, artinya didalam pembangunan keshatan gigi tidak
boleh diabaikan (Depkes RI,2009).
Pendidikan kesehatan gigi adalah semua aktivitas yang
mempengaruhi orang-orang sedemikian rupa dengan cara memberikan pengertian
tentang bagaimana memelihara kesehatan gigi dan mulut untuk mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu usaha
untuk mengurangi penyakit gigi dan mulut yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut (Herijulianti, 2002). Pembinaan kesehatan gigi dan
mulut terutama pada kelompok anak sekolah perlu mendapatkan perhatian khusus
sebab pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi
sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia
dewasa nanti (Kawuryan, 2008).
Penyuluhan kesehatan adalah bagian dari pendidikan kesehatan gigi. Penyuluhan merupakan suatu usaha menyebarluaskan
hal-hal yang baru agar masyarakat mau tertarik dan berminat untuk
melaksanakannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Penyuluhan juga merupakan
suatu kegiatan mendidik sesuatu kepada masyarakat, memberi pengetahuan,
informasi-informasi, dan kemampuan-kemampuan baru, agar dapat membentuk sikap
dan berperilaku hidup semestinya. Pada hakekatnya penyuluhan merupakan suatu
kegiatan nonformal dalam rangka mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih
baik seperti yang dicita-citakan (Notoatmodjo 2005).
Semakin
banyak menggunakan pengindraan dalam belajar maka akan semakin baik, panca
indra yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke otak adalah mata (kurang
lebih sampai 87%), sedangkan 13% pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan
melalui indra lainnya (Depkes RI 2008).
Media merupakan alat yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran.
Pembelajaran yang tidak dihadiri oleh sebuah media akan menjadi hal yang cukup
menyulitkan untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif (Admin,2007).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu tekhnologi semakin mendorong hasil
upaya-upaya pembahasan dalam memanfaatkan hasil-hasil tekhnologi dalam proses
belajar mengajar (Ihsan,2006).
Untuk memaksimalkan pemanfaatan indra sasaran
diperlukan alat bantu penyuluhan yang di tentukan oleh tujuan penyuluhan karena
setiap alat bantu memiliki intesitas yang berbeda-beda (Notoatmodjo,2005).
Salah satu media yang digunakan berupa Media Poster. Media Poster adalah gambar
atau foto merupakan media yang dipakai untuk berbagai macam kegiatan belajar,
Kelebihannya gambar mudah diperoleh, mudah menggunakannya dan tidak memerlukan
alat tambahan. Kelemahannya hanya dapat mengandalkan indra mata dan tidak dapat
memberikan informasi yang mendalam. (Suranto,2005)
Media flash chart juga salah
satu media yang digunakan untuk penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Flash
Chart adalah sebuah alat peraga yang terbuat dari karton merupakan suatu
rangkaian cerita yang tersusun dan mempunyai ukuran normal 25 x 30 cm.
Kelebihannya bisa disimpan dengan mudah, tidak membutuhkan tempat khusus, mudah dibawa kemana-mana, pokok pembicaraan
mudah diingat karena disajikan dalam bentuk cerita gambar dan memiliki
keterangan yang jelas pada belakang gambar.(Suranto,2005)
Hasil survey data awal yang
telah diperoleh peneliti terhadap 10 murid diSD Negeri 1 dan SD Negeri 2 Wih
Pesam Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 diperoleh tingkat kesehatan gigi dan
mulut yang berbeda-beda. Untuk katagori pengetahuan murid SD Negeri 1 hanya 3
murid yang mempunyai pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dan 7 murid yang
tidak mempunyai pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Serta katagori
pengetahuan murid SD Negeri 2 hanya 2 murid yang mempunyai pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut dan 8 murid yang tidak mempunyai pengetahuan kesehatan
gigi dan mulut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Murid ditinjau dari Penyuluhan Kesehatan
Gigi dan Mulut pada Murid kelas V SDN 1 Wih Pesam dan SDN 2 Wih Pesam dengan
Menggunakan Media Poster dan Flash Chart” .
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan
Umum
Untuk
mengetahui Gambaran Pengetahuan Murid ditinjau dari Penyuluhan Kesehatan Gigi dan
Mulut pada Murid kelas V SDN 1 Wih Pesam dan SDN 2 Wih Pesam dengan Menggunakan
Media Poster dan Flash Chart .
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan murid kelas V SD
Negeri 1
dengan menggunakan media poster.
b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan murid kelas V SD
Negeri 2
dengan menggunakan media flash chart.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Untuk Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan
tentang Gambaran Pengetahuan Murid ditinjau dari Penyuluhan Kesehatan Gigi dan
Mulut pada Murid kelas V SDN 1 Wih Pesam dan SDN 2 Wih Pesam dengan Menggunakan
Media Poster dan Flash Chart
1.4.2 Bagi Lokasi Penelitian
Dapat memberikan informasi
tentang penggunaan media poster dan flashcart kepada pihak sekolah di SD Negeri 1 dan SD Negeri 2 Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah.
1.4.3 Bagi Akademik
Hasil penelitian dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bacaan dan dapat menambah pembendaraan perpustakaan
Jurusan Keperawatan Gigi Banda Aceh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyuluhan
Kesehatan
Salah satu kegiatan promosi kesehatan
adalah pemberian informasi atau pesan kesehatan berupa kesehatan untuk
memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan agar
memudahkan terjadinya perilaku sehat. Penyuluhan kesehatan adalah penambahan
pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau
instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara
individu, kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan nilai
kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat (Notoatmodjo, Soekidjo 2005).
Penyuluhan merupakan suatu usaha
menyebarluaskan hal-hal yang baru agar masyarakat mau tertarik dan berminat
untuk melaksanakannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Penyuluhan juga
merupakan suatu kegiatan mendidikkan sesuatu kepada masyarakat, memberi
pengetahuan, informasi-informasi, dan kemampuan- kemampuan baru, agar dapat
membentuk sikap dan berperilaku hidup menurut apa yang seharusnya. Pada
hakekatnya penyuluhan merupakan suatu kegiatan nonformal dalam rangka mengubah
masyarakat menuju keadaan yang lebih baik seperti yang dicita-citakan (Notoatmodjo, Soekidjo 2005).
2.1.1 Batasan Penyuluhan Kesehatan
Konsep
penyuluhan kesehatan seringkali cenderung disama-artikan dengan konsep Promosi
Kesehatan dan pendidikan kesehatan, walaupun hakekatnya ketiga istilah tersebut
memiliki pengertian yang berbeda. Promosi Kesehatan lebih identik dengan
lingkup program kesehatan yang cakupannya lebih luas dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat atau individu, melalui upaya pemberdayaan
masyarakat/individu sehingga mampu mengontrol dan memperbaiki aspek-aspek
kehidupan mereka yang mempengaruhi kesehatan (Maulana, Heri 2009).
Promosi Kesehatan melingkupi aspek pendidikan kesehatan termasuk juga
penyuluhan kesehatan. Sedangkan istilah pendidikan kesehatan merupakan aplikasi
konsep pendidikan dalam bidang kesehatan, sehingga pendefinisiannya pun
memisahkan konsep pendidikan dan pendidikan kesehatan. Banyak definisi tentang
pendidikan secara umum, salah satunya dikemukakan oleh Notoatmodjo bahwa
pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidik yang
meliputi unsur input (sasaran pendidikan), proses dan output
(hasil) (Notoatmodjo, Soekidjo 2003). Sedangkan pendidikan kesehatan menurut Wood adalah sejumlah pengalaman yang
berpengaruh secara menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap dan pengetahuan
terkait dengan kesehatan individu masyarakat dan bangsa (Notoatmodjo, Soekidjo 2005).
Penyuluhan kesehatan
merupakan bagian dari kegiatan Promosi Kesehatan dan pendidikan kesehatan.
Namun penekanan konsep penyuluhan kesehatan lebih pada upaya mengubah perilaku
sasaran agar berperilaku sehat utamanya pada aspek kognitif saja (pengetahuan
dan pemahaman sasaran), sehingga ketika pengetahuan sasaran penyuluhan telah
sesuai dengan yang diharapkan oleh pelaku penyuluh kesehatan maka tugas
penyuluhan selesai dan penyuluhan pun akan diulang bilamana diperlukan atau
ditempatkan pada sasaran lain (Maulana, Heri
2009).
2.1.2 Tujuan Penyuluhan Kesehatan
Tujuan
penyuluhan kesehatan pada hakekatnya sama dengan tujuan pendidikan kesehatan,
tujuan penyuluhan kesehatan adalah :
1.
Tercapainya perubahan
perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara
perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
2.
Terbentuknya perilaku
sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan
konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan
angka kesakitan dan kematian (Effendy. 1998).
2.1.3 Langkah-langkah Penyuluhan
Kesehatan
Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus
melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah–langkah dalam penyuluhan kesehatan
sebagai berikut:
1. Mengkaji kebutuhan kesehatan sasaran
2. Menetapkan masalah kesehatan sasaran
3. Memprioritaskan masalah
4. Menyusun perencanaan penyuluhan
5. Menetapkan tujuan
6. Penentuan sasaran utama
7. Menyusun materi/isi penyuluhan
8. Memilih metode yang tepat
9. Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan
10. Penentuan kriteria evaluasi
11. Pelaksanaan penyuluhan
12. Penilaian hasil penyuluhan
13. Tindak lanjut dari hasil penyuluhan (Effendy. 1998).
2.1.4 Alat
Bantu Penyuluhan
Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat
atau perlengkapan yang diperlukan penyuluh guna memperlancar kegiatan
penyuluhan. Alat bantu lebih sering disebut alat peraga yang merupakan alat
atau benda yang dapat diamati, didengar, diraba atau dirasakan oleh indera
manusia yang berfungsi sebagai alat untuk memperagakan dan atau menjelaskan
uraian yang disampaikan secara lisan oleh penyuluh guna membantu proses belajar
mengajar, agar materi lebih mudah diterima dan dipahami oleh sasaran, yaitu sebagai berikut :
1.
Alat bantu berupa
media poster. Poster merupakan media yang digunakan untuk menyampikan sutu
informasi sasaran atau ide-ide tertentu sehingga dapat merangsang keinginan
yang melihatnya untuk melaksanakan isi pesan,oleh karena itu poster harus
memiliki daya tarik pandang yang kuat jika ingin menarik perhatian dan
mempunyai pengaruh yang kuat dalam menyampaikan pesan sehingga dapat
menimbulkan kesan yang tidak mudah dilupakan.
Ciri-ciri poster
:
-
Berupa suatu
gambaran atau lukisan yang mempunyai daya visual yang besar dan maksimal.
-
Dapat
menyampaikan suatu pesan atau ide.
-
Memberikan kesan
yang kuat dan menarik perhatian.
-
Menangkap
penglihatan yang seksama terhadap orang lewat, dapat dibaca dalam waktu
singkat.
-
Merangsang orang
yang melihat untuk melaksanakan maksut poster (Suranto,2005).
2.
Alat bantu juga
berupa media flashchart. Flashchart adalah sebuah media atau alat peraga yang
terbuat dari karton merupakan suatu rangkaian cerita yang tersusun.
Cara Pembuatan
Flash Chart:
-
Siapkan materi
cerita yang akan dibuat
-
Potong karton
menurut banyaknya gambar dalam cerita yang telah disiapkan
-
Salinlah gambar
yang telah disiapkan kekarton yang sudah d potong-potong
-
Berilah warna
dengan baik dan rapi
-
Beri nomor
menurut setiap gambar sesuai cerita
-
Beri keteranagan
pada belakang gambar (Suranto,2005).
2.2
Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Siswa Sekolah
Dasar
Pendidikan kesehatan gigi pada anak yaitu suatu usaha
yang secara emosional akan menghilangkan rasa takut, menumbuhkan rasa ingin
tahu, mau mengamati, dan akhirnya secara fisik akan melakukan aktivitas
sedemikian rupa sehingga baik untuk kesehatan pribadi. Maksud dan tujuan
pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak pada hakekatnya adalah
memperkenalkan anak dengan dunia kesehatan gigi serta segala persoalan mengenai
gigi, sehingga mampu memelihara kesehatan gigi, melatih anggota badan anak
sehingga mereka dapat membersihkan gigi sesuai dengan kemampuannya, dan
mendapatkan kerjasama yang baik dari anak bila memerlukan perawatan pada
giginya (Stoll, F.
A., 1972).
Cara menyikat gigi sangat mempengaruhi tingkat kebersihan gigi, karena cara
menyikat gigi yang benar dan teratur mampu mengontrol pembentukan plak gigi
yang merupakan penyebab terjadinya karies gigi. Terdapat beberapa metode
menyikat gigi berdasarkan cara menggerakkan sikat gigi yang dianjurkan oleh
para ahli, Kemp dan Walters (2004)
2.3 Pengetahuan
dan Perilaku Anak
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia
sebagai hasil penggunaan panca indera dan sangat berbeda dengan kepercayaan (beliefs), takhyul
(spersititious) dan penerangan yang keliru misinformation. Pengetahuan merupakan salah satu penentu di dalam
membentuk perilaku. Semakin besar usia anak maka peran pengetahuan akan semakin
terlihat. Pendidikan formal merupakan tempat utama seorang anak meningkatkan pengetahuan,
para guru serta teman-teman sebaya adalah sumber informasi yang mudah diperoleh
oleh anak, sehingga peran seorang guru dan teman adalah sangat besar (Budiarto,Eko.2001).
Perilaku manusia yang sangat dipengaruhi oleh
karakteristik individu dan lingkungannya. Faktor lingkungan memiliki kekuatan
besar dalam menentukan perilaku atau kebiasaan individu. Kebiasan dilakukan
dalam kehidupan seseorang sehari-hari tanpa adanya perasaan terpaksa. Dari
definisi diatas terlihat bahwa banyak faktor-faktor yang membentuk perilaku
seseorang. Perilaku setiap orang akan berbeda dengan orang lain, namun perlu
diingat bahwa perilaku dapat dibentuk sejak kecil. Lingkungan rumah terdekat
yaitu orang tua, saudara kandung, dan pengasuh merupakan pembentuk tingkah laku
utama pada anak (Azwar, Azrul.2003).
2.4 Peran
Penyuluhan dalam Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut
Proses perubahan perilaku berjalan melalui empat tahap
yaitu:
1.
Fungsi pengetahuan adalah individu sudah mulai mengenal informasi yang
baru serta belajar memahami objek baru tersebut, sebagai contoh ketika dokter
gigi menjelaskan kepada pasien bahwa pasien dapat menghilangkan sendiri gejala
tidak sehat tertentu di dalam mulutnya, antara lain dengan pembersihan plak,
karena plak adalah salah satu sebab terpenting mengapa mulutnya tidak sehat,
maka seorang pasien yang tidak tahu akan menerima pengetahuan ini yang baginya
merupakan ide baru.
2.
Fungsi keyakinan artinya individu telah membentuk sikap positif atau
negatif terhadap informasi atau objek yang baru tersebut. Fungsi ketiga yaitu
fungsi penentuan yang didalamnya individu bertindak aktif yang membawa ke suatu
pemilihan perubahan yang mungkin diterima atau tidak diterima.
3.
Fungsi ketiga ini individu tersebut telah jauh mengetahui sehingga
dapat mengambil keputusan untuk mencegah plak sebanyak mungkin dan
menanyakannya kepada dokter gigi atau perawat gigi bagaimana cara melakukan yang terbaik, atau
mungkin juga memutuskan untuk tidak melakukan apapun karena menganggap
pembersihan plak dan kesehatan mulut tidak begitu penting.
4.
Fungsi persetujuan, di sini individu sudah mau melaksanakan perilaku
yang baru sesuai dengan norma-norma kesehatan. Pada tahap ini individu tersebut
mencari informasi lebih lanjut untuk melengkapi apa yang telah diputuskan
dengan dorongan-dorongan baru dan dapat menarik kembali keputusannya apabila
misalnya menerima informasi bahwa pembersihan plak secara teliti tidak menolong (Notoatmodjo, Soekidjo.2003, Houwink
1993).
Pemakaian alat bantu dalam merubah perilaku anak merupakan hal yang
sangat penting. Alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang dipakai oleh
pendidik di dalam menyampaikan bahan pendidikan. Alat bantu ini lebih sering
disebut alat peraga, karena berfungsi untuk membantu memperagakan sesuatu di
dalam proses pendidikan. Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa
pengetahuan yang ada pada setiap siswa dapaat diterima atau ditangkap melalui
panca indera (Notoatmodjo, Soekidjo.2003).
Keberhasilan suatu proses pendidikan kesehatan dapat diukur melalui
beberapa indikator seperti pada keberhasilan proses pendidikan pada umumnya,
yaitu pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge).
Pengetahuan adalah merupakan hasil 'tahu' dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Indikator kedua yaitu sikap atau tanggapan peserta
didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitude).
Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang
masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Indikator ketiga adalah
praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan
materi pendidikan yang diberikan (practice) ((Notoatmodjo, Soekidjo.2003).
No comments:
Post a Comment